Kapan 1 Ramadhan 1433 H?
Oleh : Ibrahim Ahmad Harun
Awal Ramadhan 1433 Hijriyah/2012 Masehi diperkirakan akan terjadi perbedaan antara penganut Wujudul Hilal dan Imkan Rukyat. Namun walaupun nanti ada perbedaan kita mencoba menyikapinya dengan bijak tanpa harus saling menyalahkan.
Untuk memperkirakan kapan awal Ramadhan 1433 Hijriyah tahun ini berikut hasil perhitungan dengan sistim ephemeris hisab rukyat untuk daerah Masohi Maluku Tengah dengan koordinat 3 ° 19 ‘ Lintang Selatan 128° 57’ Bujur Timur :
No | Uraian | Jam/derajat | menit | detik |
1 | Ijtima’ 19 Juli 2012 | 13 | 25 | 24.49 |
2 | Gurub/Terbenam Matahari | 18 | 29 | 39.33 |
3 | Tinggi Hilal hakiki | 0 | 55 | 23.66 |
4 | Tinggi hilal mar’i | 0 | 44 | 43.69 |
5 | Lama hilal di atas ufuk | 0 | 2 | 58.91 |
6 | Azimut Matahari | 20 | 42 | 32.10 |
7 | Azimut bulan | 16 | 11 | 17.99 |
8 | Selisih Azimut | 4 | 31 | 14.12 |
9 | Posisi Hilal dari titik barat ke arah utara |
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 29 Sya’ban 1433 H/19 Juli 2012 posisi hilal sudah di atas ufuk sehingga bagi penganut wujudul hilal maka 1 Ramadhan 1433 H jatuh pada tanggal 20 Juli 2012 M dan bagi penganut Imkanu Rukyat 1 Ramadhan 1433 H jatuh pada tanggal 21 Juli 2012 M karena bulan syakban diistikmal menjadi 30 hari. Namun demikian kita tetap menunggu keputusan Menteri Agama RI sebagai ulil amri, dan kita umat Islam diperintahkan Allah untuk taat pada pemerintah sebagaimana Firman Allah Q.S. Annisa’ ayat 59 Sebagai berikut :
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ اللَّـهَ وَأَطِيعُوا۟ الرَّسُولَ وَأُو۟لِى الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّـهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۚ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.