MEMANFAATKAN RUANG DAN WAKTU
Pada dasarnya setiap orang menginginkan untuk hidup lebih baik, lebih nyaman, lebih bahagia dan sebagainya, akan tetapi tidak semua orang tahu cara untuk mendapatkannya. Akal dan tubuh yang sehat adalah di antara potensi internal yang dikaruniakan Allah kpada kita. Selain itu Allah juga memberi dua fasilitas utama dalam kehidupan, yaitu ruang (tempat atau lingkungan dimana kita hidup dan bergaul bersama orang lain) dan waktu (kesempatan atau peluang). Orang akan mencapai kondisi yang lebih baik hanya apabila ia mau dan mampu memanfaatkan potensi internal yang ada pada dirinya untuk mengisi ruang dan waktu dengan sebaik-baiknya guna menghasilkan yang terbaik. Karya terbaik yang dihasilkan seorang hamba Tuhan adalah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang banyak, (“Khoirunnasi anfa’uhum linnas”) sepanjang hidupnya. (man thola ‘umruhu wahasuna ‘amaluh).
Orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quetien) memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan dia mampu meraih kesuksesan karena kemampuannya untuk bergaul dengan orang lain (bersifat adaptif) dengan memanfaatkan ruang dan waktu. Kita musti berhati-hati, karena tidak semua niat baik dan perbuatan baik bisa dinilai baik oleh orang lain bila kita tidak pandai menempatkan diri pada ruang dan waktu. Misalnya apabila kita bercanda padahal kita sedang berada dalam suasana duka cita, atau membaca al Qur’an keras-keras ketika disekitar kita ada orang yang sholat.
Pada dasarnya setiap aktivitas lebih nikmat dan lebih nyaman apabila dilakukan dengan fokus pada ruang dan waktu yang tepat. Aktivitas makan misalnya, akan terasa lebih nikmat apabila orang yang makan tersebut dalam keadaan lapar, sehat, bisa menikmati waktu makannya dengan santai, dan ia berada pada tempat yang layak untuk makan. Demikian pula orang yang tidur lebih nyaman ketika dia bisa tidur pada tempat biasanya ia tidur, bisa melepaskan semua beban pikiran dan tidak merasa terganggu ketika tidurnya. Ketika kita berada di rumah, maka yang nikmat dan nyaman adalah fokus pada urusan rumah, yaitu istirahat, makan bersama, bercanda dengan anggota keluarga serta tidak terbebani dengan urusan bisnis, kantor dan lain sebagainya. Dan sebaliknya, ketika kita berada di kantor, maka yang nikmat adalah ketika kita bisa fokus untuk bisa menyelesaikan seluruh tugas dan pekerjaan pada waktunya. Adalah tidak pada tempatnya ketika berada di kantor pikiran kita berada di rumah atau pada urusan bisnis pribadi kita, atau hanya menghabiskan waktu untuk bercerita dan bercanda tanpa melakukan hal-hal produktif, padahal ada tugas pokok yang teronggok di atas meja tak tersentuh.
Jadi ruang dan waktu adalah karunia Allah yang akan mengantar kita kepada kesuksesan ketika kita mau dan mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menjadi hamba Nya yang terbaik, yang pandai mensyukuri nikmat Nya. Dan sebaiknya ruang dan waktu akan menjadi sarana kejatuhan dan kegagalan bagi orang yang tidak pandai memanfaatkannya.
“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, serta saling menasihatkan kebenaran dan kesabaran.”(QS.103)
“Jika kamu bersyukur akan Aku tambahkan nikmatKu kepadamu, akan tetapi bila kamu mengingkari, maka siksaKu (yang Kuancamkan kepadamu) ama pedih”. (QS.14:7)